Karya Tulis Ilmiah
November 19, 2018
Tambah Komentar
TUGAS TAK TERSTRUKTUR
SOSIOLOGI
“KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PROSTITUSI”
DISUSUN OLEH :
FARIV INDRA C. N.
XII-IPS.2 / 08
SMA NEGERI 2 MAGETAN
TAHUN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME. Sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul prostitusi disusun
sebagai salah satu tugas Dalam pelajaran
sosiologi.
Diharapkan dengan penyusuna
makalah ini pemahaman kami tentang prostitusi di
Indonesia dapat semakin dalam.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
laporan ini,baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan.
Magetan, Januari 2017
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………
i
Daftar isi…………………………………………………………..
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah………………………………… 1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………. 2
1.3
Tujuan…………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Prostitusi……………………………………….. 3
2.2 Motif-motif yang
Melatarbelakangi Pelacuran…………. 4
2.3 Faktor Pendorong
Timbulnya Prostitusi………………… 6
2.4
Akibat-akibat Dari Pelacuran……………………………
7
2.5 Solusi
Terhadap Adanya Prostitusi……………………… 8
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………… 9
3.2
Saran…………………………………………………….. 10
Daftar Pustaka…………………………………………………….
11
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya kehidupan
manusia tidak selamanya berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Manusia
dalam kehidupannya sering menemui kendala-kendala yang membuat manusia merasa
kecewa dan tidak menemukan jalan keluar sehingga manusia memilih langkah yang
kurang tepat dalam jalan hidupnya. Dalam usaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan
hidupnya terkadang akan menuntut wanita harus bekerja diluar rumah untuk
mencari kegiatan yang dapat menambah penghasilan keluarga.
Upaya mencari penghasilan untuk
sekarang ini tidaklah mudah karena lapangan kerja yang sangat terbatas
disamping tingkat pendidikan yang sangat rendah. Dengan tingkat pendidikan yang
rendah dan tidak adanya ketrampilan yang mereka miliki menyebabkan mereka
mencari jenis pekerjaan yang dengan cepat menghasilkan uang. Salah satu jalan
pintas dalam perjalanan hidup seorang perempuan akibat cobaan-cobaan hidup yang
berat dirasakan, perempuan tersebut terjun dalam dunia pelacuran.
Fenomena praktek pelacuran merupakan
masalah sosial yang sangat menarik dan tidak ada habisnya untuk diperbincangkan
dan diperdebatkan. Mulai dari dahulu sampai sekarang masalah pelacuran adalah masalah
sosial yang sangat sensitif yang menyangkut peraturan sosial, moral, etika,
bahkan agama.
Pelacuran merupakan salah satu
bentuk penyakit masyarakat yang sudah dikenal sejak masa lampau dan sulit untuk
dihentikan. Hal ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka
dari masa ke masa. Pelacuran ini selain meresahkan masyarakat juga dapat
mematikan karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat
perilaku seks bebas tanpa pengaman.Di banyak negara, pelacuran masih dianggap
sebagai mata pencaharian, oleh karena itu pelacuran akan tetap ada dan sulit
bahkan hampir tidak mungkin bisa diberantas selama masih ada nafsu-nafsu seks
yang lepas dari kendali kemauan dan hati nurani manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Prostitusi
atau Pelacuran.
2. Apakah motif yang
melatarbelakangi penyebab timbulnya pelacuran.
3. Apakah akibat dari
pelacuran.
4. Bagaimanakah cara
penanggulangan prostitusi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui pengetian dari prostitusi
2. Untuk mengetahui
Motif- motif yang melatar belakangi prostitusi
3. Untuk mengetahui akibat pelacuran.
4. Untuk mengetahui
cara penanggulangan prostitusi.
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Prostitusi
Prostitusi atau pelacuran adalah penjualan jasa
seksual, seperti seks oral atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang
menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah
pekerja seks komersial (PSK). Pelacur wanita disebut prostitue, sundal,
balon, lonte; sedangkan pelacur pria biasa disebut gigolo. Ditinjau dari
sudut psycopathologic, prostitusi adalah suatu kelakuan yang menyimpang dari
norma-norma susila, dalam arti kata tidak sesuai dengan norma-norma susila.
Beberapa teori lain tentang definisi pelacuran yang
dikemukakan oleh para ahli maupun Peraturan Pemerintah yaitu:
1. Prof. W.A.
Bonger dalam tulisannya Maatschappelijke Oorzaken der aparostitutie: “Prostitusi ialah
gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri melakukan perbuatan-perbuatan
seksual sebagai mata pencarian.”
2. Sarjana P.J.
de Bruine van Amstel: ”Prostitusi adalah penyerahan diri dari wanita kepada
banyak laki-laki dengan pembayaran.”
3. Dalam pasal
296 KUHP mengenai prostitusi tersebut meyatakan: “Barang siapa yang pekerjaanya
atau kebiasaanya, dengan sengaja mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul
dengan orang lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun
empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya seribu rupiah.
2.2 . Motif-motif yang Melatarbelakangi
Pelacuran
Motif-motif yang melatarbelakangi tumbuhnya pelacuran pada wanita itu
beraneka ragam. Dibawah ini disebutkan beberapa motif, antara lain sebagai
berikut.
1. Adanya kecenderungan
melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindarkan
diri dari kesulitan hidup,
dan mendapatkan kesenangan melalui jalan pendek.
Kurang pengertian, kurang pendidikan,
dan buta huruf, sehingga menghalalkan
pelacuran.
2. Ada nafsu-nafsu seks yang abnormal, tidak terintegrasi
dalam kepribadian, dan
keroyalan seks. Histeris dan hyperseks, sehingga tidak merasa puas
mengadkan
relasi seks dengan satu pria/suami.
3. Tekanan ekonomi, faktor
kemiskinan, ada
pertimbangan-pertimbangan ekonomis
untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, khususnya dalam usaha
mendapatkan status sosial yang lebih baik.
4. Gadis-gadis dari daerah slums
(perkampungan-perkampungan melarat dan kotor
dengan lingkungan yang immoril yang sejak kecilnya selalu melihat
persenggamaan oramg-orang dewasa secara kasar dan terbuka, sehingga
terkondisikan mentalnya dengan tindak-tindak asusila). Lalu menggunakan
mekanisme promiskuitas/pelacuran untuk mempertahankan hidupnya.
5. Ajakan teman-teman
sekampung/sekota yang sudah terjun terlebih dahulu dalam
dunia pelacuran.
Sedang sebab-sebab timbulnya prostitusi di pihak pria antara lain ialah
sebagai
berikut.
1. Nafsu kelamin laki-laki untuk
menyalurkan kebutuhan seks tanpa satu ikatan.
2. Ditugaskan di tempat jauh, pindah kerja atau didetasir di tempat lain,
dan belum
sempat atau tidak dapat memboyong keluarga.
3. Tidak mendapatkan kepuasan dalam penyaluran
kebutuhan seks, dengan partner atau
istrinya.
2.3 Faktor Pendorong Timbulnya Prostitusi
Terjadi
perubahan yang serba cepat dan perkembangan yang tidak sama dalam kehidupan
mengakibatkan ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri sehingga
timbul disharmoni, konflik-konflik internal maupun eksternal, juga
disorganisasi dalam masyarakat dan dalam diri pribadi manusia. Peristiwa-peristiwa
tersebut memudahkan individu menggunakan pola reaksi yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku. Dalam hal ini adalah pelacuran.
Adapun beberapa factor pendorong
timbulnya pelacuran antara lain:
1. Tingginya biaya hidup sering tidak diimbangi dengan
pemasukkan yang ada. Ketimpangan
tersebut
menuntut pemenuhan dan bukanlah suatu perkara mudah untuk mendapatkan
pekerjaan
guna pemenuhan kebutuhan tersebut. Akhirnya diambil jalan pendek yaitu
dengan cara
menjual diri.
2. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk
menyalurkan kebutuhan seks, khususnyadi
luar ikatan perkawinan.
3. Merosotnya
norma-norma susila dan keagamaan pada saat orang-orang mengenyam
kesejahteraan
hidup dan ada pemutarbalikan niai-nilai pernikahan sejati.
4. Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat
kaum manusia dan harkat manusia.
5. Bertemunya bermacam-macam kebudayaan
asing dan lokal di daerah-daerah perkotaan
mengakibatkan perubahan sosial yang sangat cepat dan radikal, sehingga
masyarakatnya
menjadi sangat stabil. Terjadinya banyak konflik dan kurang adanya
konsensus/persetujuan
mengenai norma-norma kesusilaan para anggota masyarakat.
2.4 Akibat-akibat Dari Pelacuran
Semua
perilaku pasti memiliki efek di belakangnya, entah itu efek positif maupun
negatif Begitupun pelacuran, karena pelacuran merupakan perilaku yang
menyimpang dari norma masyarakat dan agama, maka pelacuran hanya akan
mengakibatkan efek negatif, antara lain:
1. Menimbulkan dan menyebarkuaskan
penyakit kelamin dan kulit, terutama syphilis dan gonorrhoe (kencing nanah).
2. Herpes,
lebih dikenal dengan sebutan herpes genitalis (herpes kelaim). Penyebab herpes
ini adalah Virus Herpes Simplex (HSV) dan di tularkan melalui
hubungan seks, baik vaginal, anal atau oral yang menimbulkan luka atau lecet
pada kelamin dan mengenai langsung bagian luka/bintil/kutil.
3. Merusak sendi-sendi kehidupan
keluarga. Suami-suami yang tergoda oleh pelacur biasanya melupakan fungsinya
sebagai kepala keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakkan.
4. Merusak sendi-sendi moral, susila,
hukum, dan agama.
5. HIV-AIDS, sejenis
virus yang menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang
merupakan bagian paling penting dalam system kekebalan tubuh. AIDS atau
Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala-gejala akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh. Hampir tidak ada gejala yang muncul pada
awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut
perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan tubuhnya sehingga mudah terserang
penyakit dan tubuh akan melemah.
2.5 Solusi Terhadap Adanya Prostitusi
Prostitusi
sebagai masalah sosial yang sejak dulu sampai sekarang belum juga dapat
dihapuskan. Usaha menanggulangi pelacuran ini sangat sulit dan membutuhkan
waktu yang relatif lama serta membutuhkan pembiayaan yang besar. Beberapa
alternatif solusi untuk mengatasi masalah sosial ini adalah sebagai berikut:
1. Penyempurnaan
undang-undang tentang larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran.
2. Penutupan
lokalisasi tetap perlu dilakukan. Kecenderungan untuk selalu bernegosiasi
dengan para germo dan alasan perut, tidak akan pernah menyelesaikan, karena
selalu berujung sia-sia.
3. Melakukan
bimbingan bahwa perilaku hubungan seks yang berganti-ganti pasangan bisa
menyebabkan penularan penyakit seks seperti HIV/AIDS, raja singa, dan lainnya.
4. Melakukan
pemberdayaan pada PSK, yaitu membuka kursus keterampilan singkat bagi para
penghuni lokalisasi.
5. Pengadaan
acara bimbingan rohani untuk memperbaiki keimanan dan keyakinan mereka.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyebab utama adanya pelacuran
adalah desakan kebutuhan ekonomi. Tingginya biaya hidup sering tidak diimbangi
dengan pemasukan. Ketimpangan tersebut menuntut pemenuhan dan bukanlah perkara
mudah untuk mendapatkan pekerjaan guna pemenuhan kebutuhan tersebut. Akhirnya
diambil jalan pendek yaitu dengan menjual diri. Penyebab tersebut didukung oleh
tidak adanya aturan perundang-undangan yang jelas dan tegas dalam rangka
penghapusan praktek pelacuran di negeri ini. Pelacuran dapat dihapus apabila ada kerjasama yang baik dari semua pihak
yangg terkait yaitu pelaku pelacuran, pemerintah, dan masyarakat umum. Anggota
masyarakat harus mau untuk menerima eks-PSK dan sebaliknya PSK-pun harus mau
meninggalkan pekerjaan kotorny tersebut dan mau untuk diberdayakan sehingga
dapat bekerja secara layak.
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah
bila pemerintah tidak mampu sepenuhnya menghapuskan kegiatan pelacuran, ada
beberapa saran yang dapat dilakukan untuk mengurangi kegiatan pelacuran dan
usaha menyehatkan kembali moral bangsa terutama generasi muda yang produktif,
saran tersebut antara lain penyempurnaan perundang-undangan mengenai pelacuran,
perlindungan kaum wanita tunasusila, memberikan penyuluhan seks secara benar,
penyediaan lapangan kerja, penyitaan sarana – sarana berbau porno, mengadakan
kegiatan rehabilitasi dan resosialisasi pada pelacur. Dan diatas semua
saran tersebut,yang terpenting adalah mensejahterakan kehidupan rakyat.
Daftar
Pustaka
Belum ada Komentar untuk "Karya Tulis Ilmiah"
Posting Komentar