Karya Tulis Ilmiah


TUGAS TAK TERSTRUKTUR

SOSIOLOGI

“KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PROSTITUSI”


















DISUSUN OLEH :
FARIV INDRA C. N.
XII-IPS.2 / 08



SMA NEGERI 2 MAGETAN
TAHUN 2016/2017


KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul prostitusi disusun sebagai salah satu tugas Dalam pelajaran sosiologi.
        Diharapkan dengan penyusuna makalah ini pemahaman kami tentang prostitusi di
Indonesia dapat semakin dalam. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
laporan ini,baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan
 dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan.




Magetan, Januari 2017






i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………     i
Daftar isi…………………………………………………………..    ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………    1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………….     2
1.3 Tujuan…………………………………………………...     2 


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Prostitusi………………………………………..     3
2.2 Motif-motif yang Melatarbelakangi Pelacuran………….     4
2.3 Faktor Pendorong Timbulnya Prostitusi…………………    6
2.4 Akibat-akibat Dari Pelacuran……………………………     7
2.5 Solusi Terhadap Adanya Prostitusi………………………    8


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………     9
3.2 Saran……………………………………………………..    10


Daftar Pustaka…………………………………………………….     11






ii



 BAB I.  PENDAHULUAN
     1.1   Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Manusia dalam kehidupannya sering menemui kendala-kendala yang membuat manusia merasa kecewa dan tidak menemukan jalan keluar sehingga manusia memilih langkah yang kurang tepat dalam jalan hidupnya. Dalam usaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidupnya terkadang akan menuntut wanita harus bekerja diluar rumah untuk mencari kegiatan yang dapat menambah penghasilan keluarga.
Upaya mencari penghasilan untuk sekarang ini tidaklah mudah karena lapangan kerja yang sangat terbatas disamping tingkat pendidikan yang sangat rendah. Dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak adanya ketrampilan yang mereka miliki menyebabkan mereka mencari jenis pekerjaan yang dengan cepat menghasilkan uang. Salah satu jalan pintas dalam perjalanan hidup seorang perempuan akibat cobaan-cobaan hidup yang berat dirasakan, perempuan tersebut terjun dalam dunia pelacuran.
Fenomena praktek pelacuran merupakan masalah sosial yang sangat menarik dan tidak ada habisnya untuk diperbincangkan dan diperdebatkan. Mulai dari dahulu sampai sekarang masalah pelacuran adalah masalah sosial yang sangat sensitif yang menyangkut peraturan sosial, moral, etika, bahkan agama.
Pelacuran merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang sudah dikenal sejak masa lampau dan sulit untuk dihentikan. Hal ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa ke masa. Pelacuran ini selain meresahkan masyarakat juga dapat mematikan karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku seks bebas tanpa pengaman.Di banyak negara, pelacuran masih dianggap sebagai mata pencaharian, oleh karena itu pelacuran akan tetap ada dan sulit bahkan hampir tidak mungkin bisa diberantas selama masih ada nafsu-nafsu seks yang lepas dari kendali kemauan dan hati nurani manusia.



1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :
 1.     Apa yang dimaksud dengan Prostitusi atau Pelacuran.
     2.     Apakah motif yang melatarbelakangi penyebab timbulnya pelacuran.
     3.     Apakah akibat dari pelacuran.
     4.     Bagaimanakah cara penanggulangan prostitusi.




1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
   1.     Untuk mengetahui pengetian dari prostitusi
   2.     Untuk mengetahui Motif- motif yang melatar belakangi prostitusi
   3.     Untuk mengetahui  akibat pelacuran.
   4.     Untuk mengetahui cara penanggulangan prostitusi.





BAB II. PEMBAHASAN


2.1  Definisi Prostitusi
Prostitusi atau pelacuran adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK). Pelacur wanita disebut prostitue, sundal, balon, lonte; sedangkan pelacur pria biasa disebut gigolo. Ditinjau dari sudut psycopathologic, prostitusi adalah suatu kelakuan yang menyimpang dari norma-norma susila, dalam arti kata tidak sesuai dengan norma-norma susila.
Beberapa teori lain tentang definisi pelacuran yang dikemukakan oleh para ahli maupun Peraturan Pemerintah yaitu:
1.    Prof. W.A. Bonger dalam tulisannya Maatschappelijke Oorzaken der aparostitutie:  “Prostitusi  ialah gejala kemasyarakatan dimana wanita menjual diri melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencarian.”
2.    Sarjana P.J. de Bruine van Amstel: ”Prostitusi adalah penyerahan diri dari wanita     kepada banyak laki-laki dengan pembayaran.”
3.    Dalam pasal 296 KUHP mengenai prostitusi tersebut meyatakan: “Barang siapa yang pekerjaanya atau kebiasaanya, dengan sengaja mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya seribu rupiah.








2.2 .   Motif-motif yang Melatarbelakangi Pelacuran
Motif-motif yang melatarbelakangi tumbuhnya pelacuran pada wanita itu beraneka ragam. Dibawah ini disebutkan beberapa motif, antara lain sebagai berikut.
   1.  Adanya kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindarkan               
      
        diri  dari kesulitan hidup, dan mendapatkan kesenangan melalui jalan pendek.  
      
        Kurang pengertian, kurang pendidikan, dan buta huruf, sehingga menghalalkan
       
         pelacuran.

   2.  Ada nafsu-nafsu seks yang abnormal, tidak terintegrasi dalam kepribadian, dan
          keroyalan seks. Histeris dan hyperseks, sehingga tidak merasa puas mengadkan
           relasi seks dengan satu pria/suami.
   3. Tekanan ekonomi, faktor kemiskinan,  ada pertimbangan-pertimbangan ekonomis
      
         untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, khususnya dalam usaha
       
         mendapatkan status sosial yang lebih baik.

    4. Gadis-gadis dari daerah slums (perkampungan-perkampungan melarat dan kotor
        dengan lingkungan yang immoril yang sejak kecilnya selalu melihat
         persenggamaan oramg-orang dewasa secara kasar dan terbuka, sehingga
         terkondisikan mentalnya dengan tindak-tindak asusila). Lalu menggunakan
         mekanisme promiskuitas/pelacuran untuk mempertahankan hidupnya.
   5.  Ajakan teman-teman sekampung/sekota yang sudah terjun terlebih dahulu dalam
         dunia pelacuran.
         Sedang sebab-sebab timbulnya prostitusi di pihak pria antara lain ialah sebagai    
         berikut.
    1.  Nafsu kelamin laki-laki untuk menyalurkan kebutuhan seks tanpa satu ikatan.
    2.  Ditugaskan di tempat jauh, pindah kerja atau didetasir di tempat lain, dan belum     
         sempat atau tidak dapat memboyong keluarga.
            3. Tidak mendapatkan kepuasan dalam penyaluran kebutuhan seks, dengan partner atau             
                istrinya.



2.3 Faktor Pendorong Timbulnya Prostitusi

Terjadi perubahan yang serba cepat dan perkembangan yang tidak sama dalam kehidupan mengakibatkan ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri sehingga timbul disharmoni, konflik-konflik internal maupun eksternal, juga disorganisasi dalam masyarakat dan dalam diri pribadi manusia. Peristiwa-peristiwa tersebut memudahkan individu menggunakan pola reaksi yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Dalam hal ini adalah pelacuran.
Adapun beberapa factor pendorong timbulnya pelacuran antara lain:
   1.  Tingginya biaya hidup sering tidak diimbangi dengan pemasukkan yang ada. Ketimpangan  
       tersebut menuntut pemenuhan dan bukanlah suatu perkara mudah untuk mendapatkan  
       pekerjaan guna pemenuhan kebutuhan tersebut. Akhirnya diambil jalan pendek yaitu  
       dengan cara menjual diri.
  2.  Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks, khususnyadi   
      luar ikatan perkawinan.
   3.  Merosotnya norma-norma susila dan keagamaan pada saat orang-orang mengenyam  
       kesejahteraan hidup dan ada pemutarbalikan niai-nilai pernikahan sejati.
     4.   Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat kaum manusia dan harkat manusia.
     5.  Bertemunya bermacam-macam kebudayaan asing dan lokal di daerah-daerah perkotaan   
        mengakibatkan perubahan sosial yang sangat cepat dan radikal, sehingga masyarakatnya
        menjadi sangat stabil. Terjadinya banyak konflik dan kurang adanya konsensus/persetujuan
         mengenai norma-norma kesusilaan para anggota masyarakat.






2.4 Akibat-akibat Dari Pelacuran


            Semua perilaku pasti memiliki efek di belakangnya, entah itu efek positif maupun negatif Begitupun pelacuran, karena pelacuran merupakan perilaku yang menyimpang dari norma masyarakat dan agama, maka pelacuran hanya akan mengakibatkan efek negatif, antara lain:
    1.  Menimbulkan dan menyebarkuaskan penyakit kelamin dan kulit, terutama syphilis dan gonorrhoe (kencing nanah).
    2.  Herpes, lebih dikenal dengan sebutan herpes genitalis (herpes kelaim). Penyebab herpes ini adalah Virus Herpes Simplex (HSV) dan di tularkan melalui hubungan seks, baik vaginal, anal atau oral yang menimbulkan luka atau lecet pada kelamin dan mengenai langsung bagian luka/bintil/kutil.
    3.  Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-suami yang tergoda oleh pelacur biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakkan.
    4.  Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum, dan agama.
   5.  HIV-AIDS,  sejenis virus yang menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang merupakan bagian paling penting dalam system kekebalan tubuh. AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala-gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan tubuhnya sehingga mudah terserang penyakit dan tubuh akan melemah.





2.5 Solusi Terhadap Adanya Prostitusi

               Prostitusi sebagai masalah sosial yang sejak dulu sampai sekarang belum juga dapat dihapuskan. Usaha menanggulangi pelacuran ini sangat sulit dan membutuhkan waktu yang relatif lama serta membutuhkan pembiayaan yang besar. Beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah sosial ini adalah sebagai berikut:
   1. Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran.
   2. Penutupan lokalisasi tetap perlu dilakukan. Kecenderungan untuk selalu bernegosiasi dengan para germo dan alasan perut, tidak akan pernah menyelesaikan, karena selalu berujung sia-sia.
    3.  Melakukan bimbingan bahwa perilaku hubungan seks yang berganti-ganti pasangan bisa menyebabkan penularan penyakit seks seperti HIV/AIDS, raja singa, dan lainnya.
    4.  Melakukan pemberdayaan pada PSK, yaitu membuka kursus keterampilan singkat bagi para penghuni lokalisasi.
    5.  Pengadaan acara bimbingan rohani untuk memperbaiki keimanan dan keyakinan mereka.



BAB III.  PENUTUP



3.1 Kesimpulan

Penyebab utama adanya pelacuran adalah desakan kebutuhan ekonomi. Tingginya biaya hidup sering tidak diimbangi dengan pemasukan. Ketimpangan tersebut menuntut pemenuhan dan bukanlah perkara mudah untuk mendapatkan pekerjaan guna pemenuhan kebutuhan tersebut. Akhirnya diambil jalan pendek yaitu dengan menjual diri. Penyebab tersebut didukung oleh tidak adanya aturan perundang-undangan yang jelas dan tegas dalam rangka penghapusan praktek pelacuran di negeri ini. Pelacuran dapat dihapus apabila ada kerjasama yang baik dari semua pihak yangg terkait yaitu pelaku pelacuran, pemerintah, dan masyarakat umum. Anggota masyarakat harus mau untuk menerima eks-PSK dan sebaliknya PSK-pun harus mau meninggalkan pekerjaan kotorny tersebut dan mau untuk diberdayakan sehingga dapat bekerja secara layak.


3.2 Saran


Adapun saran dari makalah ini adalah bila pemerintah tidak mampu sepenuhnya menghapuskan kegiatan pelacuran, ada beberapa saran yang dapat dilakukan untuk mengurangi kegiatan pelacuran dan usaha menyehatkan kembali moral bangsa terutama generasi muda yang produktif, saran tersebut antara lain penyempurnaan perundang-undangan mengenai pelacuran, perlindungan kaum wanita tunasusila, memberikan penyuluhan seks secara benar, penyediaan lapangan kerja, penyitaan sarana – sarana berbau porno, mengadakan kegiatan rehabilitasi dan resosialisasi pada pelacur. Dan diatas semua saran tersebut,yang terpenting adalah mensejahterakan kehidupan rakyat.


Daftar Pustaka







Belum ada Komentar untuk "Karya Tulis Ilmiah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel